Skip to main content

Namun, saya tetap mengikuti kegiatannya

di ah Gedung DPR pindah ke Senayan, saya pin radang, Sejak itu, saya tak pernah lagi meliput kegiatan Beberapa Pengalaman Lapangan Snkendro, Asisten Intelijen MBAD (Markas Besar Angkatarn endati baru kenal, kami berdua asyik ngobrol.

Sebenarnya dia agak penciam, namun terkesan cukup sirm turun di Stasiun Cirebon.

Dalam peninjauan tik.

Rombongan ke beberapa desa Indramayu kami naik mobil yang sama Begitu pula ketika kembali ke Jakarta sorenya, duduk ber- dampingan Waktu pisah di Stasiun Gambir saya ditawari mampir ke kantornya di MBAD atau ke rumahnya di Jalan Lemban Jakarta Pusat.

Bagi saya ini amat menguntungkan, setidaknya bisa beroleh inside information sesuatu peristiwa yang mungkin diperoleh terbatas.

Namun, saya tetap mengikuti kegiatannya

Benar saja, seminggu kemudian saya mampir di kantor yang biasanya dianggap angker itu.

Mayor Sukendro menyambut dengan baik.

Lagi-lagi kami ngobrol sambil minum teh.

Saya tidak mengeluarkan notes guna mencatat pembicaraan.

Kami bisa saja ngobrol satu jam lebih.

Entah siapa yang lapor, suatu hari saya terlambat tiba di Pusat Penerangan AD (Puspenad).

Para wartawan militer biasa hadir di sini antara pukul 10.00-11.00.

Kali itu saya terlambat satu jam.

Secara bergurau saya dituding Kepala Puspenad Letnan Kolonel Rudi Pirngadi .

" Eh , lu mampir di sarang macan, ya?" dalam logat kental Betawi.

Saya ketawa saja.

Bila terlambat, tudingan selalu begitu, kendati sekali-sekali saya tidak mampir ke ruang A-I (Asisten Intelijen) itu.

Seorang lagi yang mengetahui saya bersahabat baik dengan Sukendro adalah Mayor Abunawas.

 Eh , lu mampir di sarang macan, ya?" dalam logat kental Betaw

Perwira Pers Puspenad itu, mantan Komandan Batalion Pagaruzung DI MBAD waktu itu terdapat dua asisten orang awak, Kolonel Dahlan Djambek, Asisten Operasi dan Letnan Kolonel Sjuib, Asisten Personalia.

Namun, saya belum mengenal kedua orang itu.

ari waktu ke waktu saya tetap kontak dengan Sukendro a naik pangkat brigadir jenderal.

Namun, tidak ada pembicaraan mengikat, Hubungan itu lazim kenalan biasa.

Dia apat membedakan inside information dengan u saya d Wawancara, tahu memilah apa yang disebut of the recora.

Beberapa Pengalaman Lapangan ang, dalam beberapa tahun terakhir ini saya tidak lagi bertemu beliau, walau telah saya cari ke kantornya di Menteng Kecil, Jakarta Pusat atau di Kantor LBH (Lembaga Bantuan Hukum).

Namun, saya tetap mengikuti kegiatannya.

Say pernah Begitu pula dengan seocrypt temen Pertanian Jalan Imam Bonjol.

Sukendro sampai beliau meninggal.

Dengan Supangkat pun saya tidak pernah bertemu lagi.

Terakhir menjelang pensiun, saya dengar día diperbantukan di Depar- KETIKA peristiwa pemberontakan PRRI di Sumatra Barat sambil main pingpong di rumah Sukendro saya pernah ber- kelakar "Mas, itu kampung saya.

Kira-kira dong.

Popular posts from this blog

Catering : Rahasia Membuat Tortilla yang gurih dan krispy

Rahasia Membuat Tortilla yang gurih dan krispy Jika Anda tertarik pada proyek yang serius, Anda dapat membuat tortilla terbaik yang pernah Anda miliki dengan merendam dan mencuci bubur jagung kering - jagung yang telah diperlakukan dengan jeruk nipis - lalu menggilingnya untuk menghasilkan masa, atau "adonan." Anda menekan cakram kecil dan wajan. Lakukan itu, dan Anda akan kagum. Atau Anda dapat melakukan apa yang dilakukan banyak orang: Mulailah dengan masa harina, atau “tepung tepung,” yang Anda campur dengan air dan sedikit lemak. Adonan membutuhkan waktu lima menit untuk membuatnya (ini lebih baik, tetapi tidak penting, untuk membiarkannya untuk sementara waktu), dan pengepresan dan kisi-kisi sederhana dan menyenangkan. Jika Anda membeli tortilla press yang praktis, Anda dapat melewati penggulungan atau menekan tangan, tetapi Anda tidak membutuhkannya. (Anda juga dapat membeli masa yang baru dibuat, dijual di banyak supermarket Latino, yang juga akan menyelamatkan And...

Saya setuju dan sudah musyawarah dengan istri untuk pindah ke sana

Waktu itu saya pindah kembali ke Jakarta untuk mengurus kepenti dua anak lagi, masing-masing Andre dan Dian. Bung Hatta) Jurusan Hukum I ngan Aman Makmur Ketika usia Yudha sekitar setahun, saya pulang ke Padang, mengambil over embali pimpinan surat kabar tersebut. Sampai akhimya lahir Yudha haus ilmu. Dia lulusan terbaik di UBH (Universitas nternasional tahun akademi 1993. Kepada dia almamaternya memberi beasiswa untuk terus ke S-2 di Bandung. Sayang peluang ini ditolaknya. Katanya dia tidak mau terikat, Dia kerja dulu di Jakarta, sambil mengambil pendidikan beberapa paket ilmu, seperti hukum pajak, hukum penanaman modal, hukum tenaga kerja, dan sebagainya. Malah sampai mengikuti kuliah di beberapa lembaga pendidikan di Sidney, Australia Andre anak keenam lahir di rumah bersalin Annisa, Padang 18 Februari 1967. Tahun 1997 dia diwisuda sebagai sarjana hukum Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, Padang. Sampai akhimya lahir Yudha haus ilmu Dia pun juga berwiraswasta. ...

Mula-mula dikira akan mandul selamanya

Jangan sampai dihancurkan. Jangan banyak korban." Sambil senyum dia menjawab, "Penyerbuan itu atas perin tah PBR (Panglima Besar Revolusi),"maksudnya perintah dari Presiden Soekarno untuk melumpuhkan pemberontakan yang dipimpin Mr. Sjafruddin. Kelakar saya itu spontan saja karena iba dengan kampung halaman yang porak-poranda kena serbuan "Tentara Pusat' Saya pemah dapat informasi, bahwa guru Sukendro dalam ilmu intelijen adalah Kolonel Zoelkifli Loebis. Waktu itu mereka berseberangan, Kolonel Loebis bergabung dengan PRRI di Padang Pasca pemberontakan, saya ke Padang mendirikan surat kabar bersama kawan-kawan. Surat kabar ini tak berkenan dihati sementara beberapa perwira Kodam II/17 Agustus yang tak menyukai misi kami. Pada suatu sore, saya sengaja datang ke mes perwira Kodam II/17 Agustus Jalan Juanda, belakang toko Comemo Jakarta. Saya bertemu beberapa perwira yang saya kenal dekat di Padang, seperti Letnan Kolonel Sjarwani, Mayor Iman Suparto, d...